Rumah Pohon, Kenep: Terpencil, DTW yang Cocok Untuk 'Self-Healing'.

(Kalimati)

Sebagai introvert, saya kurang suka bepergian keluar dari zona nyaman. Jika terpaksa bepergian, saya lebih memilih mencari tempat yang sepi, tidak terlalu banyak orang dan rindang.

Apa harus rindang? Yep! Kondisi kulit saya yang terlalu sensitif dengan sinar matahari seakan mengharuskan saya mencari tempat yang rindang, karena jika tidak, saya akan kesulitan bernafas di cuaca terik.

Kepindahan saya ke Jogja cukup membuat saya mengalami culture shock. Kenapa? Karena saya tidak pernah bersahabat dengan lingkungan yang udaranya cenderung kering. Namun, saya berhasil mengakalinya setelah beberapa bulan tinggal di Jogja sebagai anak rantau.

Lalu, apakah rintangan sebagai mahasiswa di kota orang sudah selesai? Tentu belum! Ada KKN (Kuliah Kerja Nyata) menunggu saya. Singkat cerita, saya memilih daerah Solo. Tepatnya di Kelurahan Kenep, Sukoharjo.

Udara disana jauh lebih kering dan panas. Sungguh bukan tempat yang cocok dengan saya. Di siang hari, biasanya suhu dapat mencapai 35 derajat celcius. Seminggu pertama disana, kami, anak-anak KKN, sangatlah sibuk, mencari ini itu untuk membuat proyek kerja, untuk membangun kelurahan ini.

Di hari ketiga, saat kami bertemu dengan bapak ketua RW 05, beliau mengatakan bahwa ada objek wisata di kelurahan ini yang kurang diperhatikan oleh warga sekitar. Beliau mengatakan bahwa lokasinya di dekat Kalimati.

Penasaran dengan objek wisata yang dimaksud dengan bapak RW 05, saya dan beberapa teman pun mencari letak objek wisata yang dimaksud.

Ternyata lokasi objek wisata ini tidaklah terlalu jauh dari rumah bapak RW 05. Kami menempuh sekitar 10 menit menggunakan motor dan sampai pada objek wisata Kalimati.

Namun, ada yang menarik perhatian kami, objek wisata Kalimati berada di belakang dua buah rumah pohon yang berdiri sejajar di sisi jalan.

 (Rumah Pohon)

Karena warna rumah pohon yang tidak di cat berwarna (bahkan tidak di cat pernis), kami agak kesulitan menemukan lokasi ini. Tak hanya karena ketiadaan papan penunjuk atau pagar pembatas, lokasi ini cukup tertutup dengan banyaknya pohon jati yang tumbuh liar di sekitaran kawasan objek wisata.
Keadaan kedua buah rumah pohon ini sangatlah unik. Bentuknya yang sangat sederhana dan berada di lokasi yang cukup terpencil (bahkan tidak terdeteksi oleh Google Maps), membuat ini adalah tempat yang cocok bagi orang-orang kota yang butuh melepaskan penat sesaat.
Kita dapat naik ke atas rumah pohon dan melihat pemandangan Kalimati. Jika berkunjung kesini pada Bulan November dan kalian beruntung, bisa jadi kalian melihat indahnya warna ungu dari bunga-bunga eceng gondok yang sedang bermekaran di Kalimati.
(Tampak dari atas Rumah Pohon ke bawah)

Namun apabila berkunjung ke Objek Wisata ini, berhati-hatilah jika ingin menaiki tangga ke Rumah Pohon. Karena tangganya mungkin sedikit bergoyang saat dinaiki, dan cukup curam.

Sebagai introvert yang senang akan ketenangan. Saya pribadi sering menghabiskan waktu di tempat ini, hanya untuk rehat sejenak dari penat mengerjakan proyek kerja. Menurut saya, tempat ini sangat cocok untuk orang-orang yang butuh menyendiri, self-healing.

Sebagai orang yang lahir dan besar di Ibukota, mengunjungi tempat ini merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi saya. Suasana pedesaan yang asri dan banyaknya pohon rindang membuat objek wisata ini sangat bersahabat bagi saya untuk dikunjungi walau cuaca panas terik.

Comments

Popular posts from this blog

Mangan Sederhana: Soto Bathok Mbah Katro (D.I. Yogyakarta)